DIY NAS – TrueNAS Scale

Gimana caranya pengen punya NAS buat di rumah tapi budget nya minim. Kebutuhannya cukup banyak sebenarnya, yaitu:

  • Minimal 4 Bay
  • HDD hot swap dan support redundancy
  • Listrik jangan terlalu boros, mau dinyalakan 24/7 soalnya

Kalau mau beli yang sudah jadi, minimal harus sediakan dana kisaran 10 juta, di luar harga storage. Jadi pilihan yang menurut saya paling make sense berarti harus rakit sendiri, siapa tau harganya jadi lebih murah.

Casing

Ini sebenarnya yang agak sulit. Mayoritas casing saat ini sudah tidak punya lagi 5.25″ drive bay yang dulu biasanya buat dipasang optical drive macam DVD/CD ROM. Tapi setelah searching sekian lama, akhirnya ada juga yang jual casing Thermaltake Soprano dengan harga cukup masuk akal, cuma 300rb rupiah aja. Kondisinya cukup ok, ya namanya juga barang second, ada sedikit lecet sih masih wajar. Yang penting support 4 bay yang nantinya akan dipasang modul HDD Hot swap.

Sedikit review mengenai casing ini. Ukurannya memang besar, tapi posisi pemasangan PSU cukup ribet karena letaknya masih seperti casing jaman dulu alias ngegantung di belakang. Ditambah lagi ada besi rangka. Jadi PSU harus dipasang dulu sebelum motherboard. Nah, kalau mau ganti PSU, berarti harus bongkar motherboard dulu. Cukup merepotkan, tapi melihat harganya, ya gpp lah.

Untuk build qualitynya sendiri termasuk bagus. Rangkanya kokoh banget, plat casing kiri dan kanan juga termasuk tebal. Di bagian atas selain ada port USB dan audio jack (yang pastinya ga akan terpakai), ada juga port firewire (yang 100% juga ga akan terpakai).

Power Supply

Urusan power supply saya serahkan ke PSU bekas merk Cougar yang sudah lama tidak terpakai. Ratingnya 450 watt, 80+ bronze. Karena sudah cukup berumur juga, ada planning untuk ganti jadi XPG Pylon 650 watt.

Hot Swap Module

Pilihan jatuh ke Orico 1106ss, lebih ke arah ga terlalu banyak pilihan juga sih. Sederhananya, modul ini dipasang di drive bay 5.25″ dan di dalamnya itu ditaruh hard disk 3.5″. Fungsinya sebenarnya adalah supaya kalau nanti ada hard disk yang rusak, ga perlu lagi bongkar casing untuk replacement. Harga per unitnya kisaran 200rb an.

Hard Disk – OS

Hard disk untuk OS pakai hard disk 2.5″ bekas yang entah kenapa ada banyak banget tidak terpakai di rumah. Sepertinya bekas project-project sebelumnya. WD Blue 500 GB dirasa cukup untuk tampung TrueNAS Scale. IOPS rendah tidak jadi masalah, karena secara teori, hard disk ini hanya dipakai ketika load OS saja.

Hard Disk – Storage

Saatnya kembali cari barang bekas lagi. Ketemu juga seller yang jual Hard Disk second kapasitas 2 TB dengan harga yang cukup terjangkau juga. 370rb / hard disk. Beli langsung 4 unit, karena ini hard disk bekas, jadi harus set redundancy.

Hard Disk – L2ARC

Untuk Level 2 ARC, Pilihan jatuh ke SSD ADATA SU650. Cukup 120 GB saja. Fungsi L2ARC ini sebenarnya sebagai read cache, jadi setiap request data itu ga langsung ke hard disk storage. Secara teori, bisa lumayan memperpanjang usia hard disk storage. Ditambah lagi, motherboard (second) yang digunakan juga hanya punya 2 slot RAM dengan kapasitas maksimal 16 GB (2 x 8 GB). Jadi ARC cache di RAM harus dibantu oleh L2ARC SSD ini.

Motherboard, Processor dan RAM

Pilihan awal jatuh ke Asrock B85M-HDS dengan Processor Intel Core i5-4570T yang memiliki TDP hanya 35 watt. Tapi sayang sekali, kedua komponen ini hanya bertahan sehari saja. Belum tau yang rusak itu CPU nya atau Motherboardnya. Jadi untuk sementara waktu pakai Biostar A68N-5100 dengan CPU AMD A4-5100 terintegrasi. Secara overall, bisa jalan. Tapi hanya punya 2 port SATA, design fanless untuk CPU yang sepertinya tidak akan cukup untuk handle panas ketika posisi sedang high usage, dan yang paling aneh itu hanya support 3-pin untuk CPU dan Chassis Fan.

Untuk RAM, DDR3 Generic 2x 4 GB untuk sementara waktu saya pakai sambil menunggu RAM dengan ukuran 2x 8GB sampai.

Asrock B85M-HDS dengan Processor Intel Core i5-4570T yang tewas sebelum bertugas.

SATA Card

Untuk menambahkan jumlah port SATA, saya menggunakan PCI-Express SATA internal 4 port. Hanya pakai PCI-E x1, artinya bandwidth hanya dapat 500 MB/s. Secara teori, ZFS TrueNAS akan baca dari SSD dulu yang saya sambungkan ke port SATA internal Motherboard, jadi bisa meminimalisir bottleneck dari pemakaian PCI-E x1 ini. Pilihan lain sebenarnya bisa coba pakai RAID card bekas copotan server yang notabene dapat memberikan bandwidth lebih dan extra reliabilitas, tapi bakalan lebih kompleks untuk cari kabel konektor HBA ke SATA.

Hasil Pengujian

Pengujian awal saat artikel ini ditulis, berarti hanya menggunakan total 8 GB RAM tanpa L2ARC SSD Cache (yang sampai saat ini masih belum sampai). Tapi ada bagusnya juga, jadi saya bisa melihat perbedaan performa ketika nantinya RAM sudah diupgrade dan SSD Cache sudah terpasang. Test kecepatan disk menggunakan CrystalDiskMark 8.0.4 dengan ethernet onboard 1 Gbps.

Hasil CrystalDiskMark tanpa L2ARC

Kalau lihat hasilnya, masih cukuplah untuk NAS di rumah. Bandwidth 1 Gbps cukup dapat terpakai. Mungkin nanti akan ada penambahan performa kalau L2ARC SSD atau RAM sudah dipasang.

Penutup

Merakit NAS ini kurang lebih memakan dana di kisaran 5 – 6 juta rupiah sudah termasuk hard disk storage. Untuk waktunya sendiri, saya menghabiskan waktu kurang lebih 1 bulan untuk cari dan research komponen yang sekiranya dibutuhkan. Kalau dilihat dari angka di atas, berarti ada save money sekitar 5 juta rupiah alias 50% lebih murah ketimbang beli NAS yang sudah jadi.

Kekurangannya, casing yang digunakan cukup memakan tempat. Ethernet hanya tersedia 1 port, dan karena motherboard yang saat ini digunakan hanya punya 1 port PCI-E yang sudah digunakan untuk SATA Card, maka tidak ada lagi kemungkinan ekspansi untuk menambahkan Ethernet Card.

Galeri

TrueNAS Scale 22.12.1
Orico 1106ss Disk Bay (Opened)
Orico 1106ss Disk Bay (Operational)
2.5″ OS Disk dengan adaptor 2.5″ to 3.5″
Hutan belantara kabel dan konektor

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.